
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM -Ir H Mohammad Ramdhan Pomanto atau biasa dikenal sebagai Danny Pomanto, lahir di Makassar, 30 Januari 1964. Ia adalah mantan Wali Kota Makassar yang menjabat sejak 8 Mei 2014.
Danny Pomanto yang berpasangan dengan Syamsul Rizal dan diusung oleh Partai Demokrat dan PBB ini keluar sebagai pemenang Pilkada Kota Makassar 2013 dengan perolehan suara 182.484 atau 31,18 persen mengungguli pasangan lainnya.
Danny menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Ilham Arief Sitajuddin. Ia dan wakilnya Syamsu Rizal dilantik pada tanggal 8 Mei 2014 oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Danny Pomanto adalah seorang arsitek dan mantan dosen jurusan arsitektur di Universitas Hasanuddin Makassar.Ia sebelumnya pernah bertarung dalam pemilihan gubernur Gorontalo namun gagal.
Maju Pilkada 2018 Meski Dicekal
2018, Danny Pomanto kembali maju sebagai Wali Kota Makassar berpasangan dengan Wakil Ketua DPRD Makassar Indira Mulyasari atau dikenal istilah “DIAmi”. Mereka maju lewat jalur independen.
Danny kala itu merasa dicekal. Sebab, tidak ada partai politik yang memberikan surat rekomendasi dukungan. Dengan begitu, dia tetap maju lewat jalur independen atau perseorangan.
“Semua ketua parpol di Sulsel dan Makassar mendukung saya. Ini kan aneh, karena mereka mendukung saya, tapi tidak ada dukungan dari pengurus partai di pusat. Ada orang yang tidak mau saya maju di panggung Pilkada Makassar 2018,” ungkap Danny.
Danny juga membeberkan upaya penjegalan partai pendukungnya. Diketahui, dia didukung tujuh partai besar di Sulsel dan Makassar, tetapi tidak ada respons dari pengurus partai di pusat.
“Tujuh partai yang mendukung yakni Demokrat, PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, PAN, dan PKPI. Semua ketua partai di Sulsel dan Makassar mendukung saya, tapi tidak ada rekomendasi dari pusat. Ada yang membegal partai di pusat. Apalah daya mereka ketua-ketua partai di sini,” bebernya.
Didiskualifikasi di Pilwali
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi Undang-Undang menjadi mimpi buruk calon wali kota Makassar petahana, Danny Pomanto dan pasangannya Indira Mulyasari.
Atas dasar UU ini pasangan Danny-Indira (Diami) dinyatakan harus didiskualifikasi dari Pemilihan Wali Kota (pilwali).
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) memerintahkan KPU Makassar mencoret pasangan Diami lantaran dianggap terbukti secara sah dan meyakinkan menyalahi pasal 71 ayat 3.
“Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih,” demikian bunyi ayat dalam pasal tersebut.
Gugatan yang diajukan tim hukum Appi Cicu setidaknya menyoroti tiga kebijakan Danny sebagai petahana yang dianggap bertentangan dengan pasal itu.
Ketiga kebijkan itu yakni pembagian handphone kepada RT/RW, pengangkatan tenaga kontrak dan penggunaan tagline 2x+baik.
Seperti diketahui Danny membagikan 5.971 Smartphone untuk Ketua RT/RW akhir Desember 2017 lalu.
“Sebenarnya smartphone itu sudah ada sejak Juni 2017. Tapi pembagiannya baru direalisasikan bulan ini (Desember 2017) karena kita melengkapi nomor handphone dan menyiapkan anggaran untuk biaya komunikasi,” kata Danny waktu itu.
Begitupun dengan pengangkatan Pegawai Kontrak Kerja Waktu Terbatas (PKKWT) dilakukan Danny Desember 2017 lalu.
Sementara itu, tentang penggunaan tagline Makassar 2X+Baik yang merupakan tagline pemerintah Kota.
Kembali Menjadi Konsultan Tata Ruang
Setelah tidak lagi menjabat Wali Kota Makassar mulai 8 Mei 2019,
Danny Pomanto berencana kembali menjadi seorang arsitek dan konsultan tata kota. Bahkan dirinya berencana membuat DP Innovation Centre untuk membantu pemerintah daerah di Indonesia dalam melahirkan inovasi.
Di sisi lain, Wali Kota Makassar periode 2014-2019 ini bakal fokus mengurus Partai NasDem. Pasalnya, Danny Pomanto sudah menjadi kader dari partai besutan Surya Paloh itu.
“Saya kembali ke habitat saya, jadi konsultan. Yah sebagai konsekuensi anggota partai, saya akan membesarkan partai saya,” kata Danny Pomanto seusai upacara pelepasan di Balaikota Makassar.
Danny Pomanto pun menitipkan harapan kepada Penjabat Wali Kota beserta jajaran Satuan Kerja Pelaksana Daerah (SKPD) di Lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Menurutnya, masih banyak program yang harus dilanjutkan. Begitupun mempertahankan prestasi yang telah diraih dalam kurun waktu lima tahun ini.
Meski begitu, Danny Pomanto tak menampik jika masih banyak tugas yang belum diselesaikan di masa kepemimpinannya bersama Syamsu Rizal MI (Deng Ical).
“Jaga Makassar, jaga pretasi Makassar, jaga kerukunan Makassar, jaga tradisi dan inovasi Makassar dan masih banyak jaga-jaga yang lain. Satu hal yang penting jangan biarkan Makassar mundur lagi,” pungkas Danny Pomanto.
Biodata
nama : Ir Mohammad Ramdhan Pomanto
Tempat Tanggal Lahir : 30Januari 1964
Isteri : Indira Jusuf Ismail
Anak : Aura Aulia Imandara
Amirra Aulia Noor Imani
Arrayya Aulia Izzanaira
Orang tua : Buluku Pomanto (Ayah)
Aisyah Abd. Razak (Ibu)
Pekerjaan : Dosen arsitektur Unhas
Arsitek