MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar meminta masalah air bersih di Kota Makassar bisa selesai di tahun 2025 mendatang. Olehnya itu, program kerja yang diusulkan tuntas yakni membuat instalasi air bersih.
Menurut Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Makassar, Azwar Rasmin, program kerja yang segera dirampungkan dalam waktu dekat adalah menyelesaikan persoalan instalasi air bersih di masyarakat. Terlebih lagi, tidak ada penyelesaian dari tahun-ketahun persoalan air bersih di Masyarakat.
“Makanya kita mau ini menjadi selesai di tahun 2025. Semua pihak bisa turun tangan menangani masalah air bersih, jujur ini memang memerlukan keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta secara bersama-sama demi memastikan akses air bersih merata dan tidak ada masalah lagi,” ungkapnya, akhir pekan kemarin.
Apalagi, kata Legislator Fraksi PKS Makassar ini bahwa masalah infrastruktur untuk pengolahan dan distribusi air bersih yang menjadi salah satu biang kerok dari persoalan ini. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat kesulitan mendapatkan akses ke air bersih yang aman.
“Sehingga dalam waktu dekat ini, kami akan mengajak PDAM untuk duduk bersama membahas masalah teknis bagaimana persoalan ini bisa segera dituntaskan. Kurangnya air bersih mengakibatkan penyebaran penyakit seperti diare, kolera, dan infeksi kulit. Selain itu, persoalan ini juga berdampak sosial,” bebernya.
Begitupun yang dikatakan, anggota Komisi C DPRD Makassar, Imam Musakkar, yang meminta agar permasalahan ini menjadi skala prioritas karena merupakan kebutuhan mendesak masyarakat.
“Tidak ada alasan lagi tahun 2025 nanti warga masih teriak air bersih, ini harus tuntas. Karena air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Ini sudah terjadi cukup lama, makanya masalah ini harus sudah kita selesaikan,” katanya.
Ia juga berharap salah satu terobosan bisa dilakukan pemerintah dalam hal iini PDAM Makassar untuk jangka pendek adalah dengan membangun lebih banyak Instalasi air bersih. Sebab jumlah yang ada saat ini dinilainya masih terbatas di beberapa titik saja.
Editor: Arus Ahmad