PALU, LINKSULSEL.COM– Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu, Sulteng, mengalami kerusakan akibat gempa. Bandara ini masih ditutup untuk penerbangan komersial.
“Bagian tower lantai 4 runtuh, peralatan komunikasi rusak, pemancar radio rusak, jaringan down, radar dan VOR belum berfungsi. 500 meter dari 2.500 meter landas pacu atau ruway retak akibat gempa,” demikian dikutip dari keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (29/9/2018).
Runway sepanjang 2.000 meter tersebut tidak dapat didarati pesawat didarati pesawat jet berukuran besar seperti Boeing 747.
– Listrik
7 gardu induk PLN padam usai gempa mengguncang Sulawesi Tengah khususnya di Palu dan Donggala. Saat ini baru 2 gardu induk yang bisa dihidupkan kembali
– Jaringan Komunikasi
Di Donggala, Palu dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat digunakan.
– Bandara
-Bandara Mamuju: Terjadi kerusakan di bangunan tower namun masih berfungsi
– Bandara Toli-Toli: Normal
– Bandara Poso: Normal
– Bandara Luwuk Bangai: Terjadi pergeseran tiang tower namun masih berfungsi.
– Pelabuhan
Pelabuhan Pantoloan (Kota Palu) rusak paling parah. Kran peti kemas yang biasanya digunakan untuk bongkar muat peti kemas roboh
Pelabuhan Wani, bangunan dan dermaga mengalami kerusakan. KM Sabuk Nusantara 39 terhempas tsunami ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga.
Pelabuhan Ampana, Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Belang-belang, Pelabuan Majene kondisi baik dan tidak ada kerusakan akibat gempa.
Dari data sementara, korban tewas akibat gempa Donggala mencapai 48 orang dan 356 orang terluka. Ribuan rumah dilaporkan rusak.
“Korban meninggal sebagian besar karena gempa bumi, sedangkan (korban) tsunami, ditemukan di pantai-pantai korban meninggal. Jumlahnya masih dalam pendataan dan kita bisa memperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah,” ujar Sutopo. (det)
Editor: Ahmad