
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong produktivitas akademik bagi dosen, baik melalui publikasi jurnal, buku, maupun Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Komitmen ini antara lain ditunjukkan dengan membangun aplikasi Science and Technology Index (SINTA), yang dimaksudkan untuk membawa akses terhadap sitasi dan ekspertise.
Pada hari Sabtu, 18/5/2019, data di Portal SINTA (http://sinta2.ristekdikti.go.id) menunjukkan posisi Universitas Hasanuddin terus mengalami perbaikan. Score SINTA Unhas kini mencapai 4.958, atau menempati posisi keempat dibawah Universitas Indonesia (score 9.415), Universitas Gadjah Mada (score 6.966), dan Institut Teknologi Bandung (score 6.359).
Sementara untuk aspek Intelectual Property Rights (Hak Kekayaan Intelektual), Unhas bertengger di posisi ketiga nasional, dengan 630 HAKI. Posisi ini berada di bawah Institut Pertanian Bogor (742 HAKI) dan Universitas Brawijaya (699 HAKI). Unhas berhasil mengungguli UGM yang berada di posisi keenam (458 HAKI), ITB yang berada di posisi ketujuh (402 HAKI) dan UI yang berada di posisi kedelapan (362 HAKI).
Sementara itu, untuk jumlah dokumen yang terindeks Scopus, Unhas berada di posisi 9 nasional SINTA. Unhas mencatatkan artikel terindeks Scopus sebanyak 3.162 dokumen. Inilah untuk pertama kalinya Unhas masuk dalam 10 besar SINTA.
Sejak diluncurkan pada tanggal 30 Januari 2017, SINTA telah menjadi salah satu rujukan Kemenristekdikti dalam mengukur produktivitas akademik dosen dan perguruan tinggi. Perbaikan posisi Unhas ini merupakan dampak langsung dari kinerja riset dan publikasi.
Direktur Publication Management Center (PMC) Unhas, Muhammad Arsyad, Ph.D menjelaskan bahwa capaian Unhas ini masih bersifat relatif, dimana masih dibutuhkan kerja keras guna mempertahankan kinerja publikasi tersebut.
“Sampai saat ini, total publikasi Unhas yang terindeks Scopus mencapai 2.682 dokumen yang tersebar di sekitar 170 jurnal internasional bereputasi. Kita mendorong mekanisme collaborating atau joint authorship dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia,” kata Arsyad yang juga merupakan Ketua Tim SINTA Unhas.
Berdasarkan tipenya di Scopus, lebih dari 60 persen publikasi Unhas adalah artikel jurnal, sisanya adalah review paper, book chapter, notes, editor dan proceeding. “Target Unhas tahun 2019 ini adalah 1.250 dokumen di scopus. Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menjadi katalisator bagi para dosen dalam mendorong publikasi, termasuk optimalisasi publikasi di Sekolah Pascasarjana untuk mencapai target ini,” papar Arsyad.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unhas Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si menjelaskan bahwa capaian produktivitas akademik dapat dicapai karena ada kerjasama dan koordinasi yang baik antara peneliti, inventor dan dukungan kelembagaan.
“LP2M merupakan pilar yang sangat penting dalam mencapai output publikasi ilmiah berkualitas. Kita harus mulai dari riset yang berkualitas. Unhas menggelontorkan Rp 20 Milyar dana internal saja untuk mempercepat peningkatan output publikasi dan outcome lainnya. Apalagi klasterisasi Perguruan Tinggi 2019 ini telah memasukkan unsur Input, Proses, Output dan Outcome,” kata Prof. Alimuddin.
Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA mengapresiasi hasil kerja keras para dosen, peneliti, para inventror HaKi, penulis buku sehingga memungkinkan Unhas menduduki posisi ini.
“Saya yakin ini merupakan usaha bersama. Meski Unhas sudah masuk Top 10 di SINTA, ini jangan membuat kita berpuas diri. Capaian di SINTA ini adalah alat untuk mengetahui capaian saja. Intinya, riset, publikasi, dan HAKI harus menjadi brand universitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Prof. Dwia.
Sebelumnya, Sub Direktorat Fasilitasi Publikasi Ilmiah Kemenristekdikti menggelar “Telaah Produktivitas Publikasi Ilmiah di Wilayah 9 Sulawesi” yang berlangsung di Publication Management Center (PMC) Unhas, Kamis, 16/5/2019. Pada kesempatan ini, Kepala Subdit Fasilitas Publikasi Ilmiah, Dr. Hanief Arief menyebutkan pentingnya bagi setiap dosen memanfaatkan hibah kementerian untuk mendukung produktivitas karya ilmiah, dimana setiap output-nya didaftarkan ke SINTA.
Editor: Henny