• Kasus Karies Gigi Masih Tinggi di Makassar, Ini Imbauan Kadinkes
    Oleh | Kamis, 7 Maret 2019 | 11:19 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM– Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Pengurus Daerah Sulselbar menggelar Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kedokteran Gigi Anak (PIN-IKGA) ke-12 di Makassar. Kegiatan ini berlangsung Kamis hingga Senin (7-10/3/2019)

    Hari pertama, PIN IKGA dimulai dengan kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa Bakti Sosial kepada 250 anak, yang terdiri dari 3 sekolah dasar dan 2 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Makassar.

    Bakti Sosial ini berlangsung di Pantai Akkarena, Jl. Metro Tanjung Bunga, Makassar dan dibuka secara resmi oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin.

    Naisyah mengungkapkan, para dokter gigi memberikan penyuluhan kepada anak dan orang tua tentang pentingnya menyikat gigi sesudah sarapan dan sebelum tidur. Penyuluhan ini dilakukan, lantaran tingkat kasus karies gigi pada anak cukup tinggi di Kota Makassar.

    “Penyuluhannya tadi harus dua kali sehari. Bangun tidur dan sebelum tidur. Yang paling penting sebenarnya sebelum tidur. Karena sisa sisa makanan yang ada di sela sela gigi itu dapat menggerogoti selaput gigi pada malam hari,” ungkap Naisyah. Kamis (07/03/2019)

    Ia mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah. Saat ini, Kota Makassar sudah memiliki program pembinaan kecamatan sehat gigi. Program ini mewajibkan anak sekolah untuk memeriksakan giginya.

    “Terus terang, kasus karies gigi di Kota Makassar itu tinggi sekali. Mungkin karena pola makan anak-anak kota semua mengkonsumsi makanan yang manis-manis, tetapi tidak dibarengi upaya membersihkan gigi secara rutin,” jelasnya.

    Untuk itu, ia juga mengimbau kepada orang tua untuk tetap memberi pelajaran kepada anaknya agar kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari bisa dilakukan.

    Selain itu, ia juga mengharapkan guru-guru di sekolah bisa menekankan kepada murid terkait pola membersihkan gigi kepada anak sekolah. Sebab, apabila anak sakit gigi, maka akan mengganggu proses belajar anak.

    “Karena apapun pesan guru, kalau dia pulang ke rumah, semua pasti dilakukan. Di suruh cuci tangan pakai sabun, pulang, itu yang dilakukan. Saya harapkan semua guru guru itu bisa menekankan kepada murid terkait pola membersihkan gigi bagi anak sekolah, sosialisasi dokter gigi khususnya bagi anak yang baru masuk,” pungkasnya.

    Adapun peserta bakti sosial ini terdiri dari 150 dokter spesialis gigi anak dan dokter gigi umum yang sebagian besar berasal dari kota Makassar.

     

    (GS)

     

    Editor: Henny