TAKALAR, LINKSULSEL.COM– Gempa dan Tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya pada Jumat 28 September lalu menyebabkan para korban kesulitan mencari bahan makanan dan minuman. Akibat dari hal tersebut, sebagian warga nekad menjarah makanan dan minuman dari toko minimarket yang rusak berat terkena dampak gempa tsunami.
Mengetahui hal itu, sayangnya pemerintah membiarkan warga korban gempa menjarah toko minimarket dengan alasan pemerintah yang akan membayar barang yang diambil korban gempa.
Hal itu disetujui oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo dan Menkopolhukam, Wiranto.
Menanggapi hal ini, Ketua Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Takalar, Ustadz Aksin Suarso menyayangkan pembiaran tersebut. Dia mengatakan, membiarakan korban gempa yang kelaparan melakukan penjarahan adalah keputusan yang keliru.
“Ini keputusan keliru dan tidak mendidik,” katanya saat dikonfirmasi via whatss app, Senin 1 Oktober 2018.
Dia melanjutkan, membiarkan penjarahan bukan solusi dari permasalahan Palu, karena akan cenderung menimbulkan masalah baru seperti kekerasan dan sebagainya pasti terjadi.
“Solusi yang tepat adalah kita semua peduli pada mereka korban gempa. Ikut serta menggalang bantuan kemanusiaan dan moril bagi mereka. Langsung terjun mengevakuasi warga korban dan melakukan pendampingan dan memberikan bantuan logistik,” tambahnya.
Ahmad Rusli