• Kisah Barcelona Membangun Kota yang Ramah Terhadap Perempuan
    Oleh | Senin, 4 November 2019 | 10:21 WITA

    LINKSULSEL.COM -Sebuah kota seharusnya dibangun untuk menunjang kepentingan dan kenyamanan setiap penduduknya. Tapi kenyataannya tidak demikian.

    Setiap kota di dunia didesain dan didirikan oleh sekelompok pekerja yang didominasi laki-laki. Apa yang akan terjadi jika pembangunan kota itu dirancang para perempuan?

    Barcelona barangkali dapat menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut.

    Selama empat tahun terakhir, kota di Spanyol itu dipimpin wali kota perempuan yang memiliki agenda pembangunan feminisme.

    Kami meminta para feminis yang bekerja dalam perencanaan dan tata kelola Barcelona memberi solusi agar kota-kota lain di dunia juga ramah terhadap perempuan.

    Larang mobil

    Janet Sanz adalah penasehat urusan urban untuk pemerintah kota Barcelona. Ia adalah orang di balik inisiatif menjadikan kota tersebut ramah pada perempuan.

    “Bayangkanlah, sekitar 60% ruang publik Barcelona didedikasikan untuk mobil,” ujarnya saat berjalan bersama kami menyusuri jalanan yang penuh warna.

    “Saat Anda mendistribusikan ulang ruang publik itu, Anda berarti mulai mendukung kelompok warga yang selama ini tak memiliki akses terhadapnya.”

    “Yang perlu kita cegah adalah kelompok warga dengan sumber daya terkuat menguasai ruang publik. Para pemilik mobil melakukan itu selama ini,” kata Sanz.

    Sebuah program bertajuk ‘superilles’ alias superblok digagas pemerintah setempat untuk memberi akses besar kepada pejalan kaki, pesepeda, dan orang-orang yang ingin sekedar menikmati ruang terbuka.

    Mereka mengubah sembilan blok unik Barcelona menjadi satu superblok yang tertutup dari lalu lintas kendaraan umum. Hanya mobil dengan kebutuhan spesial yang diizinkan masuk ke wilayah itu dan kecepatannya wajib di bawah 10 kilometer per jam.

    Adapun, mobil-mobil harus diparkir di bawah tanah.

    Jadi, tidak ada lagi perempatan yang padat di kawasan itu. Sebaliknya, Anda memiliki taman baru dan dapat berpiknik di sana.

    Superblok itu didesain oleh laki-laki bernama Salvador Rueda. Ia bercita-cita menanggulangi persoalan polusi dan membuat ruang publik baru.

    Namun Janet Sanz dan timnya memberi sentuhan feminis kepada program tersebut. Mereka memberi partisipasi publik dalam perencanaannya.

    Sejauh ini Barcelona sudah membangun enam superblok seperti ini. Ke depan, mereka ingin membuat lebih dari 500 kawasan serupa.

    Editor : Rusdi