GOWA, LINKSULSEL.COM—- Tim layanan dukungan psiko sosial dari Kementrian Sosial RI, Dedi Turjana menegaskan tidak ada yang salah jika relawan yang bekerja siang malam mempersiapkan logistik diberi makan dan minum di posko.
“Tidak mungkinlah relawan yang kerja pagi, siang dan malam tidak dikasi makan dan minum. Masa hanya untuk makan minum mereka harus pulang, tidak logis itu apalagi beredar video relawan ambil biskuit di posko kemudian dianggap mereka penjahat,” tegasnya Jumat (1/2).
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, dalam kegiatan penanggulangan bencana ada hak relawan. Malahan dibeberapa lembaga kemanusiaan yang membantu untuk korban untuk kegiatan operasional mereka memgambil dari sumbagan yang besarnya sampai 30 persen. Jangan sampai petugas dan relawan ibarat tikus mati di lumbung padi.
“Tapi aaya yakinkan di Posko Induk bencana Gowa tidak ada seperti itu. Kenapa saya yakin sudah satu minggu lebih saya tugas disini dan saya melihat serta meyakinkan betul segala kegiatan terkait penanggulangan becana berjalan rapih dan sistematis,” ujarnya lagi.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gowa, H Syamsuddin Bidol sekaligus penanggung jawab posko induk bencana turut angkat bicara terkait hal ini.
“Kami diberi penjelasan soal relawan berhak untuk 30 persen tapi hal ini tidak kami berlakukan di posko induk Gowa. Bahkan posko ini dibiayai oleh Pemda melalui masing-masing kordinator relawan,” tambahnya.
Saat ini relawan yang berada di posko induk terdiri dari relawan Sekertariat Daerah, Bagian Umum, Dinas Sosial, Tagana maupun pendamping PKH. Posko induk sudah berjalan 10 hari. Bantuan yang diterima terus mengalir. Bantuan yang datang membutuhkan tenaga relawan untuk mengangkat logistik masuk ke posko induk, mensortir, membungkus, dan mengangkat ke kendaraan untuk di distrubusikan ke titik-titik yang membutuhkan.
(rilis)
Editor: Ahmad