Salim Group Tawarkan Peningkatan Produksi UMKM Peternakan di Gowa

GOWA, LINKSULSEL.COM- PT Salim Group Indonesia melalui PT Fortress Data Service (FDT) yang merupakan salah satu dari anak perusahaannya menawarkan kerjasama Pemkab Gowa untuk meningkatkan produksi UMKM yang merupakan produk, seperti peternakan, pertanian, perikanan, warung, dan pompa bensin.

Hal itu diungkapkan President Director PT Fortress Data Service, Sutjahyo Budiman, saat melakukan ekspose dihadapan Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni yang didampingi Kadis Peternakan, Kadis UMKM dan Kadis PMD Gowa, di Rujab Wabup Gowa, Kamis (24/10).

Ia mengatakan, salah satu yang ditawarkan yakni teknologi close house atau kandang ayam tertutup bagi peternak ayam broiler. Dimana kandang tertutup lebih optimal dibandingkan kandang terbuka yang selama ini dimiliki masyarakat, khususnya di Kabupaten Gowa.

” Teknologi Closed House ini memiliki kelebihan, di antaranya ayam akan memiliki kepadatan daging yang efisien, pertumbuhan bobot ayam yang merata, suhu ruangan yang lebih stabil dan dapat disesuaikan, angka kematian ayam lebih rendah dan efisiensi tenaga kerja, karena semua peralatan dijalankan oleh motor,” katanya.

Selain itu, Sutjahyo menyebutkan ayam yang dipelihara dengan kandang tertutup akan menghasilkan bobot lebih berat dalam, dibandingkan ayam di kandang terbuka atau konvensional. Sebab, temperatur suhu dan kecepatan angin di dalam kandang tertutup lebih stabil, bahkan dilengkapi CCTV yang bisa dimonitor jika berada diluar.

” Untuk pembangunan kandang tersebut semuanya akan dibangun oleh PT Salim dengam dana Rp 300 Juta, namun itu tidak dibayar langsung oleh peternak, tetapi dibiayai terlebih dahulu oleh bank kerjasamanya yakni Bank Hasamitra, nantilah masyarakat akan menyicil biaya itu di Bank tersebut,” katanya.

Terkait bagi hasil, pihaknya terlebih dahulu akan mensurvei kualitas UMKM di Gowa untuk mengetahui apakah sesuai standar Salim atau tidak. Jika sesuai standar maka pihaknya akan melakukan pertemuan lagi dan menentukan harga sesuai pasar.

” Salah satu kelebihannya lagi bagi peternak, selama inikan jika harga ayam broiler turun otomatis harga dipasaran juga akan anjlok, sehingga jika bekerjasama dengan kami, itu akan kita jamin pekasarannya dan harganya sesuai dengan yang kita tentukan sebelumnya baik ketika anjlokpun harga tetap sama perjanjian jadi peternak tidak akan rugi,” jelasnya.

Sulsel sendiri kata Sutjahyo, baru di Gowa yang ditawari sebagai penyangga Kota Makassar dan akan dilanjutkan bagi Kabupaten/Kota lainnya di Kabupaten Gowa.

Sementara itu Kabid Produksi dan Penyebaran Ternak Dinas Peternakan dan Perkebunan, Chaerul Aswar mengatakan data terakhir saat ini sekitar 1,9 juta ekor ayam broiler perproduksi dengan jumlah peternak 375 orang, dan semuanya adalah kandang terbuka atau open house.

” Jika ditanya ketertarikannya, saya pribadi cukup tertarik selain mengurangi angka kematian ayam juga memadatkan dagingnya, hanya saja kita harus tau keuntungannya bagaimana karena semua peternak pasti akan bertanya bagaimana tentang bagi hasilnya,” jelasnya.

Olehnya dirinya mengungkapkan ini peluang besar bagi Kabipaten Gowa jika bisa mengadaptasi teknologinya salah satunya kurangnya kematian ayam dengan kandang kandang tertutup ini.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni mengaku tertarik, namun harus memgetahui keuntungan apa yang didapat oleh para peternak. Sehingga dirinya meminta terlebih dahulu melakukan survei agar nantinya bisa memaparkan hasil survei tersebut dan bagaimana bagi hasilnya.

” Silahkan survei dulu, karena peternak kita pastinya mau tahu berapa keuntungannya sebelum kami sosialisasikan kebawah, nanti setelah survei segera paparkan kepada kami kembali bersama pak Bupati,” imbaunya.

Olehnya dirinya mengarahkan Dinas Koperasi dan UMKM untuk memberikan data terkait berapa UMKM di Gowa untuk dilakukan survei agar PT Salim Grup lebih terbantu dalam turun kelapangan.

 

 

 

Editor: Sania

Pos terkait

Tinggalkan Balasan