
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Ribuan pencari kerja memadati lokasi Job Fair 2019 di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar, Rabu (27/3). Sebanyak 7.230 lowongan kerja disediakan bagi Pekerja Migran Indonesia di Malaysia.
Job Fair ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, KJRI Kuching, Serawak Malaysia, BNP2TKI dan BNP3TKI. Tiga sektor industri yang ditawarkan yakni bidang konstruksi, manufaktur dan perkebunan kelapa sawit. Job Fair ini dibuka selama dua hari, 26-27 Maret dan diikuti oleh 33 perusahaan dari Serawak, Malaysia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Sulsel, Agustinus Appang, mengatakan kegiatan ini untuk menciptakan peluang kerja bagi Pekerja Migran Indonesia yang sesuai dengan prosedural, legal dan bermartabat.
“Ini untuk memberikan peluang kerja bagi masyarakat Sulsel,” kata Agustinus.
Job fair ini diharapkan semakin menurunkan tenaga kerja yang ilegal ke luar negeri, khususnya Malaysia.
Ia menyebutkan, bahwa para pendaftar adalah mereka yang dominan memiliki kualifikasi pendidikan diploma dan sarjana, sementara yang dibutuhkan lebih banyak mulai dari setingkat SD.
“Kita patut bersyukur karena dari aspek pendidikan formal kita jauh lebih maju sekarang, cuma memang yang dibutuhkan tenaga setingkat SD-SMP,” sebutnya.
Kepala BP3TKI Makassar, Muhammad Agus Bustami, mengatakan kegiatan ini diinisiasi untuk menghindari permasalahan tenaga kerja yang kerap terjadi.
“Selama ini banyak yang berangkat secara tidak terkendali sampai selama tiga generasi,” sebutnya.
Menurut Agus pihaknya bersama Pemprov memberikan perhatian dan kepedulian kepada warga untuk bisa bekerja. Pemprov Sulsel sendiri memberikan jaminan kemudahan dokumen, bantuan pembiayaan dan keamanan.
Ia juga menilai job fair ini terlaksana secara sukses dan sesuai dengan tujuan awal yakni melibatkan Pemerintah Provinsi. Selama ini hanya Pemerintah Pusat yang dinilai terlibat.
“Animo masyarakat luar biasa. Dan yang paling tidak bisa dilupakan adalah bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Sulsel agar rakyat tidak berangkat dan dijual,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, adalah mengumumkan nama pendaftar ke perusahaan yang terdaftar dan mitranya, kemudian proses dan pemberangkatan.
Sementara itu, Foreign Worker Unit Operation Support Executif Go Grand Olie SDN BHD, Desy Chairiyah mengatakan, para pendaftar yang hadir memberikan respon yang bagus dan banyak bertanya lebih lanjut.
Namun, banyak pendaftar tidak begitu relevan dengan sistem kerja yang mereka butuhkan di perkebunan sawit. Mereka umumnya pendaftar dari tingkatan diploma dan sarjana.
“Responnya bagus, setidaknya kami memperkenalkan perusahaan kami secara umum, karena kebanyakan pekerja kami juga dari Sulawesi,” jelasnya.
Salah seorang pendaftar, Wawan Suandi dari Kabupaten Pinrang datang bersama beberapa rekannya. Ia saat ini bekerja di perusahaan perkebunan dan berharap bisa diterima di perusahaan perkebunan di Malaysia.
Editor: AR