• Puncak Peringatan HUT Ke-349 Sulsel Dilaksanakan Secara Sederhana
    Oleh | Sabtu, 20 Oktober 2018 | 06:46 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM– Puncak peringatakan Hari Jadi Sulsel ke-349 dilaksanakan dalam bentuk Rapat Paripurna di Ruang Rapat Paripurna Kantor DPRD Sulawesi Selatan, Jum’at (19/10). Gubernur dan Wakil Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman hadir dengan mengenakan baju adat.

    Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, hening cipta, pembukaan rapat paripurna oleh Ketua DPRD Sulsel, pembacaan sejarah singkat Hari Jadi Sulawesi Selatan, Sambutan Gubernur Sulawesi Selatan, menyanyikan lagu Sulawesi Parasangan Ta, kemudian ramah tamah.

    Undangan yang disebar panitia sekira 2.500 orang. Dengan menggunakan pakaian adat mereka menghadiri acara HUT ini. Sebagian berada di luar ruangan gedung. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara puncak HUT Sulsel dirayakan dan berlangsung lebih meriah dan dilaksanakan di lapangan terbuka. Kali ini berlangsung secara sederhana dan hikmat. Tidak ada euforia. Hal ini adalah bentuk rasa turut berbelasungkawa dan empati atas peristiwa dan korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, yang merupakan provinsi tetangga Sulsel.

    “Dalam suasana peringatan Hari Jadi Sulawesi Selatan kali ini, terbesit rasa duka dan empati yang mendalam terhadap musibah bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita di Palu, Sigi dan Donggala,” kata Nurdin Abdullah.

    Untuk itu, Ia mengajak mengulurkan tangan kembali memberikan sentuhan emosional, bahu-membahu meringankan beban yang dialami oleh para korban yang sungguh masih membutuhkan dukungan dan doa untuk ketabahan mereka.

    NA menyebutkan, bagi Provinsi Sulawesi Selatan, hari jadi memiliki makna penting bukan hanya sebagai penanda bertambahnya usia yang telah mendekati tiga setengah abad atau 349 tahun. Namun, menjadi wahana dan introspeksi diri terhadap apa yang membutuhkan perbaikan ke depan.

    Selain itu, juga sebagai wujud ekspresi semangat kebersamaan mempertautkan hati, memupuk kesetiakawanan sosial, untuk menopang bangkitnya semangat kebangsaan yang akhir-akhir ini mengalami ujian yang cukup berat.

    (rilis)

    Editor: Ahmad