
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM -Sebanyak 1.934 kuota sisa PPDB Makassar jenjang SMP negeri masih kosong.
Legislator DPRD Makassar Yeni Rahman menyebut situasi itu terjadi karena belum adanya pemerataan kualitas pendidikan, sehingga pilihan pendaftaran masih menumpuk pada sekolah tertentu.
“Pertama karena tidak terjadinya pemerataan pendaftaran peserta didik,” sebut anggota DPRD Makassar Yeni Rahman.
Hal ini terjadi karena banyak orang tua calon siswa hanya tertuju pada sekolah tertentu saat pendaftaran. Akibatnya terjadi penumpukan pendaftaran hanya di sekolah favorit.
“Sekarang banyak sekolah yang diminati di situ menumpuk. Sementara sekolah yang biasa-biasa saja atau masuk kategori kalau bisa dibilang grade B atau grade C begitu, itu masih kurang peminatnya,” urai dia.
Anggota Komisi D DPRD Makassar itu menambahkan situasi ini perlu menjadi atensi. Lantaran ketika sekolah lain tidak dilirik, maka masih ada persepsi untuk membeda-bedakan sekolah.
“Ini berati kita belum tuntas memahamkan pada anak-anak dan orang tua belum paham apa esensi pendidikan. Harusnya mendidik sama anaknya bahwa semua sekolah bagus kalau dilakukan pendampingan,” ungkapnya.
Hal ini kemudian menjadi tantangan Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar. Pasalnya orang tua calon siswa yang selektif memilih sekolah tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Pasalnya orang tua hanya beranggapan ingin anaknya masuk di sekolah dengan kualitas pendidikan yang baik. Artinya terjadi kualitas pendidikan yang belum merata di tiap sekolah.
“Kalau ada persepsi begini, tantangan buat dinas pendidikan, berarti belum terjadinya pemerataan kualitas yang sama di beberapa sekolah. Pasti orang tua menginginkan sekolah itu yang sudah dianggap bagus manajemennya,” imbuh Yeni.
Legislator fraksi PKS ini juga menyebut adanya persaingan sejumlah sekolah swasta tertentu turut andil membuat SMP negeri belum memenuhi kuota penerimaan.
“Misalnya kenapa daerah Biringkanaya SMP 35 kurang anak-anak masuk, karena ada sekolah swasta yang berkompetisi, seperti sekolah-sekolah SMP IT (Islam Terpadu),” tutur Yeni. (*)