• 162 Pengungsi Korban Gempa Sulteng Menginap di Asrama Haji Sudiang
    Oleh | Selasa, 2 Oktober 2018 | 12:02 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM— Sebanyak 162 pengungsi korban gempa Palu dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah telah tiba di Asrama Haji Sudiang Makassar. Mereka diangkut Tim Tagana menggunakan Pesawat Hercules dan tiba di Lanud Hasanuddin Makassar.

    Penanggung Jawab Ketanggapan Bencana BNPB Sulsel, Andi Wahid mengatakan para pengungsi diberangkatkan secara bertahap dari Palu dan Donggala sejak hari Sabtu 29 September lalu.

    Dia melanjutkan, bantuan kemanusiaan pun berdatangan semenjak para pengungsi tiba di Makassar. Bantuan itu berasal dari warga Makassar pada umumnya.

    “Bantuan berupa pakaian layak pakai, makanan, minuman juga uang tunai diserahkan warga kepada tim relawan yang kami siagakan di posko,” ungkapnya saat ditemui di Asrama Haji Sudiang, Selasa 2 Oktober 2018.

    Sebagian pengungsi, kata Wahid telah dijemput keluarga mereka dari Palu dan Donggala, serta sebagian lagi belum ada yang menjemputnya dan memilih menginap di Asrama Haji Sudiang untuk memulihkan mental mereka pasca trauma akibat bencana gempa tsunami yang hampir meluluhlantakkan seluruh Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

    Sementara itu, salah seorang alumni dari Kampus Akper Muhammadiyah Makassar, Nur Khaerunnisa mengaku terpanggil untuk ikut serta membantu mengurus para pengungsi yang kini bermukim di Makasaar. Khaerunnisa mengajak seluruh kawan-kawannya untuk ikut serta berkontribusi.

    “Panggilan dari hati untuk membantu mereka. Kami sekarang baru ada lima orang. Insya Allah akan terus bertambah. Saat ini juga bantuan obat-obatan dan makanan sudah kami serahkan ke posko pengungsian,” katanya.

    Di tempat yang sama, salah seorang pengungsi korban gempa dan tsunami Palu-Donggala, Hasan mengatakan ia memilih mengungsi ke Makassar sampai kondisi Palu kembali pulih. Ia bersama istri dan dua anaknya tiba di Makassar kemarin malam bersama pengungsi lainnya.

    “Saya masih trauma pasca gempa tsunami. Di hari Jumat jelang Maghrib itu saya turut menjadi korban. Tubuh saya terlempar sejauh 3 meter. Rumah saya retak sementara hampir seluruh rumah di kompleks saya rata dengan tanah,” jelasnya.

    Hasan pun menceritakan, sejak hari Jumat lalu ia kesulitan mencari makanan dan minuman. Bahkan, saat tiba di bandara, ia terpaksa meminum minuman sisa dari tempat sampah.

    “Kami sekeluarga baru tiba tadi malam. Kita di Makassar saja dulu sampai mental kami pulih dan harga tiket ke Palu kembali normal,” tandasnya.

    Ahmad Rusli