
MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Penjabat Sekda Sulsel, Ashari F Radjamilo membuka Pencanangan Hari Kebudayaan Kota Makassar di Benteng Ford Rotterdam Makassar, Senin (1/4). Kegiatan ini menetapkan tanggal 1 April sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar, dimana selama satu bulan akan menampilkan atraksi budaya dari suku-suku atau etnis yang ada di Kota Makassar. Bukan hanya suku Makassar, tetapi suku yang berada di kawasan nusantara dan juga dunia.
Pelaksanaan pencanangan hari kebudayaan yang digagas oleh Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto tersebut, untuk pertama kalinya tahun ini.
Pada hari kebudayaan ini, pusat pelayanan pemerintahan dan swasta mengenakan pakaian adat atau etnis sesuai yang diinginkan oleh si pengguna baju adat. Ribuan anak-anak sekolah juga mengenakan pakaian adat di acara ini.
“Hari ini adalah sesuatu yang layak kita apresiasi karena bentuk apresiasi dan selebrasi kepada kebudayaan harus senantiasa kita lakukan. Terutama agar kebudayan kita menjadi sesuatu yang nyaman dinikmati oleh anak-anak milenial penerus kita di masa depan,” kata Ashari.
Tentu di tengah mudahnya bagi generasi muda untuk mengkonsumsi berbagai budaya modern, tidak ada salahnya untuk terus mengenalkan keindahan dan keluhuran budaya leluhur terdahulu.
“Tantangannya adalah mengenalkan kebudayaan tersebut dengan cara-cara yang unik, dengan cara-cara yang menarik, sehingga bisa menginspirasi dan mencapai perhatian anak-anak generasi zaman now,” ujarnya.
Ashari mencontohkan, seperti Tumming Abu dan Bassitoayya yaitu grup komedi asal Makassar yang menggunakan platform modern seperti youtube untuk menyebarluaskan budaya Bugis-Makassar. Contoh lainnya adalah semakin maraknya film-film yang mengangkat tema Bugis-Makassar, seperti Jalangkote Rasa Keju, Uang Panai’, dan Silariang.
“Inilah cara-cara yang saya rasa bisa menjadikan budaya menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi oleh anak muda,” terangnya.
Ini tantangan yang diharap dapat menjadi semangat dari Hari Kebudayaan yang dicanangkan. Bahwa Hari Kebudayaan adalah semangat untuk melestarikan kebudayaan agar kebudayaan dan nilai-nilai dari leluhur terdahulu bisa lestari hingga ke generasi penerus nanti.
“Kita harus inovatif dalam mencari cara untuk menentukan cara-cara menyebarluaskan kebudayaan tersebut,” sebutnya.
Lanjutnya, Makassar dan Sulsel bisa belajar dari negara-negara lain yang berhasil mengeksplore kebudayaannya, seperti Jepang dan Korea Selatan. “Mereka berhasil mengemas kebudayaannya dalam bentuk yang mudah dikonsumsi seperti dalam bentuk komik, musik, dan visual,” paparnya.
Dimana, akhirnya budaya Korea dan Jepang bisa dinikmati tidak hanya di dalam negeri, tapi di Asia, bahkan di seluruh dunia. Inilah yang diharapkan bisa dicontoh, bahkan dilaksanakan lebih baik lagi.
Sementara itu, untuk mendukung berbagai program kebudayaan dan pariwisata Kota Makassar, salah satu program prioritas yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan adalah revitalisasi Benteng Somba Opu. Dengan luasan 49 hektar, sisa-sisa Benteng Somba Opu akan direstorasi agar dapat terlihat kembali bentuk bentengnya. Restorasi ini tentu bekerja melalui bimbingan dari tim cagar budaya dan tim yang ahli di bidangnya.
Selain itu, untuk melengkapi bentengnya, juga akan diciptakan ruang terbuka hijau dengan desain dari arsitek top nasional. “Kita akan rancang sehingga masyarakat yang ingin mengunjungi Somba Opu bisa datang melalui darat dan juga menggunakan jalur sungai menggunakan kapal,” imbuhnya.
Kawasan Somba Opu ini akan diperuntukkan sebagai pusat pengembangan budaya.
Editor: Henny