MAKASSAR, LINKSULSEL.COM– Di penghujung tahun 2018, Pemerintah Kota Makassar melaksanakan kegiatan bertajuk “Refleksi Akhir Tahun 2018” di Hotel Sheraton, Rabu (26/12/2018). yang dihadiri oleh Seluruh Pejabat pemerintahan Kota, Kepala OPD, Kepala Perusda dan juga Camat, Lurah, Ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga. Kegiatan monumental ini sebagai wadah untuk evaluasi serta pemaparan pertanggungjawaban kinerja.
Mohammad Ramdhan Pomanto selaku Wali Kota dan Dr.H. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.S atau Daeng Ical sebagai Wakil Wali Kota Makassar mempertanggungjawabkan Pemerintahannya di hadapan publik.
Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto menyampaikan selama setahun terakhir, kota ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Mulai dari pelayanan publik, kesehatan, pendidikan dan berbagai inovasi pemerintah daerah yang dihasilkan.
Dari kewajiban menciptakan 2 inovasi unggulan per SKPD hingga lahir 100 inovasi daerah, beberapa di antaranya masuk kategori top inovasi secara nasional. Banyak juga yang kini diadopsi kementerian terkait menjadi program inovasi nasional, yang distuditirukan di kabupaten/ kota seluruh Indonesia.
Sebut saja, pelayanan kesehatan 24 jam ke rumah yang dilengkapi dengan sistem telemedicine, dikenal home care ‘Dottoro’ta’. Program ini kemudian dijadikan program kementerian kesehatan RI dengan nama telemedika nusantara.
Selanjutnya, Kartu Anak Makassar yang diadopsi menjadi Kartu Identitas Anak Nasional, Lorong Sehat (Longset), Lorong KB yang secara nasional disebut Kampung KB, dan angkutan anak sekolah dengan memanfaatkan angkot bekas, Pasikola. Pasikola telah mewakili Indonesia sebagai top inovasi skala internasional.
“Hari ini Makassar punya kemajuan yang sangat signifikan. Tapi di balik kemajuan besar itu begitu banyak juga kekurangan yang terlihat. Karena kita selalu survei secara priodikal. Banyak sisi, pelayanan publik, kesehatan, inovasi dan sisi lainnya yang masih butuh penanganan serius kedepan,” kata Danny.
Melihat kondisi tersebut, Danny bepandangan jika memang pemerintah itu harus selalu disegarkan. Dalam dua tahun harus ada penyegaran-penyegaran berarti di struktur birokrasi. Dengan demikian antara harapan masyarakat terhadap pemerintah bisa sesuai dengan kenyataan.
“Hari ini tampak betul dari apa yang ditampilkan Herman Heizer (Tim Survei- Direktur CRC) terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Pada saat tahun lalu justru kesenjangan itu menipis. Antara harapan dan kenyataan itu sudah hampir satu, sekarang merenggang lagi. Ternyata setelah kami mencoba melihat data, itu terjadi pada saat Pilkada kemarin,” jelas Danny.
Menurut Danny, politik destruktif bisa menghancurkan kinerja, politik bisa memundurkan masyarakat. Makanya tidak salah jika di musim Pilkada kemarin ia memproklamirkan tagline jangan biarkan Makassar mundur lagi.
“Sangat berbahaya sekali, politik yang destruktif itu bisa menghancurkan. Makanya kita mencoba merecovery ini. Insya Allah 5 bulan ini saya janji akan memperbaiki agar antara harapan dan kenyataan bisa sesuai,” ucap Danny.
Dalam kesempatan ini Walikota Makassar juga diberikan penghargaan kepada Polrestabes Kota Makassar dan Kejaksaan atas kemajuan Kota Makassar.
(rilis)
Editor: Ahmad