• Jadi Narasumber Seminar di Unhas, Mahfud MD Ajak Milenial Makassar Jaga Indonesia
    Oleh | Sabtu, 6 April 2019 | 17:21 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar pagi tadi tidak menyulutkan semangat para mahasiswa menghadiri Dialog Kebangsaan di Auditorium Prof A Amiruddin, Sabtu (6/4/2019). Sejak pukul 08.00, sekitar enam ratus peserta berbondong-bondong mengikuti kegiatan yang dihadiri akademisi sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Prof Moh Mahfud MD.

    Dialog Kebangsaan ini adalah kegiatan independen yang diprakarsai Mahfud MD melalui “Gerakan Suluh Kebangsaan”. Dialog ini membahas tema-tema tertentu yang berkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan. Kali ini, Unhas sebagai kampus ketiga pelaksanaan dialog kebangsaan mengambil tema “Milenial Wujudkan Indonesia Emas 2045, Siapa Takut?”

    “Gerakan ini tidak terikat pada kekuatan politik apapun, kami independen, tidak ikut pasangan calon manapun dan partai politik manapun,” kata Mahfud.

    Dalam pelaksanaannya di Unhas, dialog ini juga menghadirkan nara sumber Direktur Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid dan Dosen Ilmu Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas Dr A Lukman Irwan.

    Sekitar pukul 09.00, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes yang mewakili Rektor Unhas, membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, Prof Arsunan menyampaikan rasa syukurnya dengan kehadiran Mahfud MD dan tim di Universitas Hasanuddin.

    “Kita kehadiran tamu luar biasa pagi ini. Kepada Prof Mahfud, dan pemateri yang lain, saya berterima kasih mewakili Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu yang saat ini berada di Belanda,” kata Prof Arsunan.

    Selain itu, Prof Arsunan juga mengingatkan kepada seluruh mahasiswa yang hadir, bahwa posisi generasi milenial sangat strategis dan kelak akan mengambil alih estafet kepemimpinan bangsa. Untuk mempersiapkan pemimpin masa depan tersebut, salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah gerakan Suluh Kebangsaan ini. Selain itu, Unhas juga tak luput mempersiapkan hal tersebut, salah satunya dengan Seleksi Mahasiswa Baru Program Pembinaan Bakat Kepemimpinan Bagi Ketua OSIS.

    Dalam pemaparannya, Mahfud MD menekankan pentingnya generasi milenial mempersiapkan diri menghadapi Indonesia Emas 2045. Ia mengatakan, saat ini kaum milenial menghadapi era digital dan disrupsi, dimana ada banyak perubahan yang tidak terbayangkan.

    “Dulunya orang kalau mau berbisnis harus punya ‘kantong besar’. Sekarang, ada ide sudah bisa mendapatkan uang banyak seperti Grab,” kata Mahfud.

    Mahfud mengutip perkataan Presiden Pertama RI, Soekarno, bahwa “Kemerdekaan adalah jembatan untuk menuju Indoneisia emas”. Indonesia emas yang dimaksud adalah kondisi Indonesia yang adil dan makmur, beradab, dan kekayaan alam bisa dinikmati bersama. Kondisi ini diharapkan terjadi pada 2045, yaitu Indonesia tepat berumur 100 tahun.

    Tak luput Mahfud menyinggung soal pandangan Indonesia akan bubar 2030. Menurutnya, Indonesia Emas 2045 belum tentu terwujud atau bisa saja bubar. Mahfud mencontohkan pada zaman nabi ada dua negara yang besar, yaitu Romawi dan Persia yang akhirnya runtuh juga.

    “Jadi Indonesia bisa jadi Indonesia emas atau bubar, tergantung bagaimana menggunakan jembatan emas dan peluang-peluang yang ada,” katanya.

    Menurut Mahfud, yang menyebabkan Indonesia bisa bubar apabila korupsi dibiarkan merajalela. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa lawan besar saat ini adalah korupsi. Ia pun berharap kaum milenial tampil terdepan dalam hal pemberantasan korupsi, termasuk dalam memilih pemimpin.

    “Pilih yang memberantas korupsi, kita ikut menentukan jalan yang baik untuk Indonesia,” ujarnya.

    Dalam momentum pemilu 17 April mendatang, Mahfud juga mengingatkan pentingnya pluralisme. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang sangat plural dan sudah menjadi fitrahnya.

    “Terlalu kecil permusuhan hanya karena paslon. Jadi mari kita membangun demokrasi, bangun Indoensia menjadi emas di masa depan. Dan yang paling penting mari kita jaga Indonesia ini,” pungkasnya.

     

     

     

    Editor: Henny