JAKARTA, LINKSULSEL.COM- Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana sedang menyiapkan dokumen pembatalan pesanan pesawat Boeing.
Sebelumnya, ia melakukan kerjasama dengan Boeing sejak
14 February 2012 di Singapura.
“Boeing tidak melakukan prosedur dari MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System/sistem manuver pesawat Max-8 ) yang seharusnya, kok saya yang disalahin?” ungkapnya,
terkait rencana pembatalan pembelian 188 Boeing Max-8.
Rusdi menganggap sikap Boeing menyudutkan dirinya yang tengah dirundung masalah.
“Apakah saya sebagai pihak yang sudah dalam kondisi yang sulit ini masih boleh diperlakukan seperti itu? Sedangkan saya customernya, sedangkan saya one of the biggest customernya,” kata Rudi.
Rencana pembatalan pesanan dari Boeing ini berawal dari pernyataan Boeing yang menanggapi laporan awal (preliminary report) Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) atas investigasi kasus jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada 29 Oktober lalu.
Dalam keterangan tertulis di laman situnya , Boeing menyatakan bahwa “penumpang yang terbang dengan Boeing 737 MAX ke ratusan destinasi di seluruh dunia setiap harinya, kami menjamin 737 MAX sama amannya dengan pesawat lain yang telah terbang selama ini.”
Hal ini ditegaskan lagi oleh CEO Boeing Dennis Muilenburg dalam wawancaranya dengan CNBC.
“Kami tahu pesawat-pesawat kami aman,” ujar Dennis. “Kami belum mengubah fisolosi rancangan kami.”
Lion Air sendiri telah memesan 218 unit Boeing 737 MAX-8, 4 unit MAX-9, dan 50 unit MAX-10. Saat ini, sudah ada 10 unit Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air untuk penerbangan domestik, umrah, dan charter dengan rute Indonesia-Cina.
Rusdi kecewa karena perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat itu terkesan menyalahkan Lion Air dalam tragedi yang menewaskan 189 penumpang dan kru pesawat tersebut.
“Sebagai partner, ayolah kita duduk. Kita bicara apa nih untuk ke depannya kita lebih baik, tanpa blaming(menyalahkah) tanpa melemparkan tanggung jawab itu,” ungkap Rusdi yang juga menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Malaysia.
Rusdi sendiri mengaku belum berbicara dengan Boeing untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Saat ditanya tentang konsekuensi yang terancam harus ditanggung Lion Air jika membatalkan pesanan 188 unit Boeing 737 MAX 8, Rusdi menjawab, “kalau dibilang, konsekuensi apa? Ya kita kan sesuai kontrak.”
Rusdi menolak menjelaskan lebih detil.
Editor : Heny