• Iuran Peserta BPJS Naik, Antrean Peserta di Rumah Sakit Diharapkan Berkurang
    Oleh | Sabtu, 2 November 2019 | 10:04 WITA

    JAKARTA, LINKSULSEL.COM — Antrean peserta yang panjang di berbagai fasilitas kesehatan masih menjadi image buruk dari layanan BPJS Kesehatan.

    Dengan adanya kenaikan iuran, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris berharap dengan adanya kenaikan iuran yang baru saja diputuskan pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan antrean.

    Alasanya, jika nanti iuran meningkat maka arus cash rumah sakit bisa lebih baik karena pembayaran tagihan dari pihak BPJS Kesehatan jadi lebih lancar.

    Dengan adanya kenaikan iuran, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris berharap dengan adanya kenaikan iuran yang baru saja diputuskan pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan antrean.

    Alasanya, jika nanti iuran meningkat maka arus cash rumah sakit bisa lebih baik karena pembayaran tagihan dari pihak BPJS Kesehatan jadi lebih lancar.

    “Kami ingin memastikan bahwa defisit itu selesai, cash flow rumah sakit terjamin,” ungkap Fachmi Idris.

    “Sehingga nantinya rumah sakit bisa mempersiapkan dan mengembangkan kapasitasnya yang berpengaruh terhadap layanan yang meningkat dan mengurai antrean,” sambung Fachmi Idris saat ditemui di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, di Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019) kemarin.

    Kemudian, Fachmi menjelaskan antrean di rumah sakit biasanya terjadi karena para pasien biasanya datang di waktu yang sama.

    Karena itu BPJS Kesehatan menyiapkan layanan antrean online yang bisa diakses di aplikasi mobile JKN.

    “Kami mengembangkan sistem antrian online, anda bisa buka mobile JKN, anda bisa datang pada jam di mana tidak semua orang berkumpul pada jam yang sama. Jadi mengurai antrian lewat,” ungkap Fachmi Idris.

    Kemudian jumlah rumah sakit yang melayani BPJS Kesehatan juga terus bertambah sehingga peserta bisa segera dirujuk ke rumah sakit lain agar tidak terlalu penuh hanya disatu rumah sakit.

    “Sistem rujukan dan antrean online berjalan, jadi peserta akan terdistribusi ke rumah sakit sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Kami tidak ingin ada satu rumah sakit terlalu penuh bisa tidak optimal,” pungkas Fachmi Idris.

    Editor : Rusdi