MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Ribuan mahasiswa Makassar yang berasal dari berbagai kampus diantaranya Universitas Bosowa, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Fajar, Universitas Negeri Makassar, Universitas Hasanuddin dan UIN Alauddin Makassar menggelar aksi damai akbar di bawah Jembatan Fly Over Urip Sumoharjo Makassar. Aksi ini dalam rangka memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada Kamis 2 Mei 2019 kemarin.
Koordinator Lapangan Aksi, Musakkar, dalam orasinya menyoroti UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang merupakan bentuk legitimasi kapitalisasi pendidikan di Indonesia. Dilanjutkan kemudian dengan UU PT Nomor 12 Tahun 2012 yang memperjelas komersialisasi pendidikan.
“Hal ini berimbas pada masalah pengelolaan keuangan lembaga pendidikan yang tidak dapat dievaluasi oleh negara,” katanya.
Sehingga, jelas Musakkar, perguruan tinggi bebas menaikkan biaya pendidikan setinggi-tingginya. Swastanisasi pun, kata dia, semakin nampak. Hal itu terlihat jelas dengan diberlakukannya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi perguruan tinggi negeri.
“Mirisnya di keterpurukan ini, kebijakan negara justru tidak menyelamatkan apapun. Sudah menjadi rahasia umum bahwa 20 persen APBN yang dianggarkan untuk sektor pendidikan tidak pernah dirasakan diberikan,” tambahnya.
Dia menjelaskan, lepas tangannya pemerintah terhadap subsidi pendidikan, maka biaya pendidikan semakin tinggi hingga dibatasinya kebebasan akademik dan berorganisasi merupakan gejala yang terpampang nyata hari ini.
“Privatisasi pendidikan mengakibatkan sulitnya pendidikan bagi rakyat miskin,” ungkapnya.
Maka dalam kesempatan Hardiknas 2019, aliansi mahasiswa Makassar Gerak Pendidikan menuntut:
1. Cabut UU PT Nomor 12
2. Cabut UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003
3. Lawan liberalisasi pendidikan
4. Tolak keterlibatan militer dalam ranah sipil
5. Lawan pelecehan seksual dalam dunia pendidikan
6. Lawan reforma agraria ala Jokowi, laksanakan reforma agraria sejati
7. Kembalikan otonomi lembaga kemahasiswaan
Editor: Henny