• Ini Alasan SJP Didirikan di Makassar
    Oleh | Rabu, 1 Mei 2019 | 10:31 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Sedekah Jumat Pekanan (SJP) merupakan sebuah komunitas berbagi makanan kepada yang membutuhkan seperti tukang becak, tukang parkir, manusia sket, pemulung, dan masih banyak lagi.

    Founder SJP, Abdul Gaffar berbagi kisahnya saat pertama kali menmbangun komunitas ini.

    Ia yang disapa akrab bang Dul ini mengatakan asal tergagasnya SJP adalah sebuah inisiasi menjelang pernikahannya. “Ada perasaan dumba-dumba pada saat itu, jadi sebelum semakin dumba-dumba yah saya berniat sedekah,” tuturnya saat menyambangi Tribun Timur, Jl Cendrawasih Makassar, Selasa (30/4/2019).

    Ia juga mengatakan salah satu alasannya menggagas SJP ini adalah untuk melanjutkan kembali program angkatan yang telah lama vakum.

    Awalnya ia menggunakan donasi dari kantong pribadinya dan teman-teman dekatnya.

    Akhirnya pada 16 September 2017, ia kemudian memulai aksinya untuk berbagi makanan. “150 makanan diawal, dan minta bantuan kepada beberapa teman ikut membagikan,” jelasnya. “Sekarang sekitar 500 hingga 700an orang,” jelasnya.

    Para relawan SJP bahkan berasal dari berbagai profesi, mulai dari brimob, driver gojek, anggota PMII, dan kalangan mahasiswa.Beralamatkan di Jl Prof A Basalamah, rumah tersebut dimanfaatkan sebagai posko, bukan lagi hanya makan pada setiap Jumat namun setiap hari.

    Dan diberikan kepada berbagai kalangan, dengan syarat tidak merokok. “Kenapa harus yang tidak merokok? karena mereka mampu membeli rokok, tapi kenapa tidak untuk makanan?,” tuturnya.

    Diketahui, Abdul Gaffar mewakili SJP akan di undang di salah satu stasiun televisi swasta atas keviralan SJP di sosial media.

    “Saya orang biasa, saya hanya wirausahawan kecil yang berhadap dari Allah semata. Saya juga tidak bakal pernah miskin jika hanya bersedekah. Kalau uang saya kurang, setidaknya saya menggerakkan hari orang untuk bersedekah,” tuturnya.

    Ia juga mengatakan sedekah tidak bisa dihitung dari materi ataupun nominal uang. “Sedekah juga bisa dengan tersenyum,” katanya.

     

     

    (TT)

     

     

     

    Editor: Henny