• Arianto Burhan: Sulsel Harus Rutin Ekspor Produksi Holtikultura
    Oleh | Jumat, 28 September 2018 | 10:40 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM – Pengusaha muda Sulawesi Selatan, Arianto Burhan Makka, segera berharap petani Sulsel dapat bertumbuh dari produksi holtikultura se Sulawesi Selatan.

    Selain Sulsel yang sudah surplus beras 2 juta ton per tahun, holtikultura Sulsel diyakini bertumbuh untuk menyuplai daerah lain di Indonesia. Bahkan, holtikultura berupa markisa, sayur-sayuran, dan buah-buahan lainnya akan menjadi andalan ekspor.

    Dari beberapa kali kunjungan ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan, ABM sapaaan akrabnya, menyebutkan bahwa produksi holtikultura juga sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi di Sulsel.

    Menurut calon anggota DPD RI urut 25 ini, beberapa daerah yang sangat potensial, lanjut dia, yakni di daerah Luwu Raya, seperti Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Palopo.

    Sejumlah daerah lain yang selama ini sebagai sentra produksi juga mulai bertumbuh, seperti Enrekang, Jeneponto, Maros, Gowa, dan Bantaeng.

    Daerah lain pun di sebutnya sangat potensial, tergantung bagaimana pemimpin di daerah masing-masing mampu berkreasi dalam membina petaninya.

    ABM yang juga Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Selatan ini mengatakan, Sulsel sebagai daerah agraris sudah saatnya didorong untuk lebih kreatif dalam mengembangkan seluruh potensi pertanian.

    “Bukan saja mengandalkan hasil produksi gabah, tetapi holtikultura ini sangat potensial dalam mendorong kemajuan ekonomi Sulsel. Ekspor holtikultura harus rutin dilakukan, tidak satu dua kali sudah itu berhenti. Sementara, potensi lahan sangat luas. Jika ini dilakukan, petani kita pasti akan lebih maju dan berkecukupan dari sisi ekonomi,” katanya di Makassar, Jumat (28/9/2018).

    Menurutnya, ekspor holtikultura bisa rutin dilakukan jika produksi bertumbuh sesuai permintaan dari luar negeri. Padahal ini sangat bisa dilakukan tergantung bagaimana meningkatkan pembinaan dan penyediaan bibit bagi petani.

    “Sulsel selama ini belum mampu melakukan ekspor secara rutin, padahal potensi lahan sangat besar. Artinya produksi bisa lebih besar. Jika ini dilakukan, saya yakin sektor pertanian akan mandiri. Tidak cukup hanya membina petaninya, tetapi harus membina pengusahanya agar semua sendi dari pengembangan holtikultura ini bisa maju,” jelasnya.

    Arianto yang juga salah satu Bapak Angkat Petani di salah satu Perbankan ini mengaku dirinya siap membantu pembinaan sektor ini jika kelak dipercaya menduduki salah satu kursi DPD RI.

    Dia juga sempat mengutarakan niatnya akan membentuk asosiasi petani dan pengusaha holtikultura sebagai bagian dari misi membangun ekonomi kerakyatan.

    Hanya saja, niat ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik dari stakeholder di pusat hingga pimpinan daerah di tingkat kabupaten.

    “Majunya satu daerah karena memiliki pengusaha dan petani yang kuat. Mereka akan menjadi pioner dalam membangun ekonomi di daerah masing-masing. Salah satu juga niat saya bagaimana bisa menjadi rahmat bagi semua orang dengan memberi ruang usaha dan membantu mereka menyelesaikan hambatan ekonomi yang mereka alami,” jelas Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP PP) ini.

    Pengusaha muda asal Pinrang ini juga mengatakan, kunjungan ke sejumlah daerah belakangan ini untuk memperjuangkan nasib para petani sekaligus pengusaha yang berkaitan dengan pertanian.

    Sebagai daerah agraris, kata ABM, Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Sehingga, potensi ini tidak boleh disia-siakan. (rilis)

    Editor: Ahmad