• Selesaikan Pembangunan Masjid 99 Kubah, Pemprov Sulsel Minta Bantuan Pusat
    Oleh | Rabu, 15 Mei 2019 | 11:22 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM– Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan melakukan sharing dana dengan pemerintah pusat untuk keberlanjutan pembangunan masjid 99 kubah di kawasan Center Of Point Indonesia (CPI), Makassar.

    Hal tersebut diungkapkan langsung Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah usai meninjau langsung pembangunan mesjid di masa kepemimpinan Gubernur Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang tersebut.

    “Insyaallah tahun 2020 kita berharap kalau harus menggunakan APBD, kita harus ada yang kita korbankan untuk menyelesaikan ini, kita berharap ada sharing dari pemerintah pusat. Insyaallah saya akan coba ekspos projects ini, mudah-mudahan pemerintah pusat bisa membantu kita untuk menyelesaikan itu,” ungkap Prof. HM Nurdin Abdullah di lokasi Mesjid 99 kubah, Selasa (14/5).

    Selain itu, menurut Nurdin Abdullah, Mesjid 99 kubah harus ini tentu harus segera dimanfaatkan apalagi sudah menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 120 miliar.

    “Nah kalau saya lihat memang ini kondisi 70 persen tetapi yang namanya finishing pasti lebih mahal, kemungkinan kita membutuhkan Rp 120 miliar juga, sampai penataan semua,” kata mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 itu.

    Alumni Unhas Makassar ini juga berharap ada sisa anggaran perubahan tahun 2019 ini untuk kepentingan pembangunan drainase dan jalan masuk menuju Mesjid 99 kubah.

    “Di APBD perubahan ini ada sisa tender kita bisa alokasikan ke sini, kurang lebih sekitar Rp 20 miliar termasuk drainase dan apa segala, kita bisa selesaikan tahun ini,” pungkasnya.

    Menurut Nurdin Abdullah khusus untuk lahan milik Pemprov Sulsel di CPI sudah menemukan titik terang terkait surat-suratnya.

    “Khusus ini lahan CPI kita sudah dapat surat dari kejaksaan agung, setelah dilakukan audit, ternyata sampai hari ini tidak ada masalah soal lahan, makanya kita sudah mulai melihat kira-kira untuk menyelesaikan ini membutuhkan anggaran berapa,” tutup alumni Universitas Jepang ini.

     

     

     

    Editor: Henny