LINKSULSEL.COM – Seorang pengasuh Cina dieksekusi setelah dengan sengaja menyalakan api yang menewaskan seorang ibu dan tiga anaknya di kota Hangzhou.
Mo Huanjing, 35 tahun, dijatuhi hukuman mati karena membakar hingga mati korbannya pada Februari.
Dia diduga telah terlilit utang judi yang signifikan, dan berharap dengan “menyelamatkan” keluarga majikannya dari kobaran api dapat membuat mereka meminjamkan lebih banyak uang kepadanya.
Sebaliknya, api di apartemen lantai 18 tempat mereka tinggal justru menewaskan Zhu Xiaozhen dan anak-anaknya, berusia enam, sembilan dan 11 tahun.
Lin Shengbin, suami dan ayah anak-anak itu, sedang pergi untuk urusan pekerjaan pada saat kejahatan itu terjadi pada Juni 2017.
Mo, yang menggunakan korek api untuk menyalakan api di ruang tamu, melarikan diri.
Berita tentang eksekusi tersebut memicu reaksi besar di media sosial Weibo, yang setara dengan Twitter di Cina, di mana Lin mengatakan kepada 2,6 juta pengikutnya: “Setan Mo Huanjing akhirnya dieksekusi.”
“Mendengar berita itu, air mata saya tidak berhenti mengalir,” tulisnya. “Saya menelepon orangtua saya. Ibu saya mendengarkan dan menangis dan mengatakan bahwa semua orang telah menunggu terlalu lama untuk hari ini.”
Lin mengatakan bahwa meski dia merasa keadilan telah diterapkan, “jalan di depan akan lebih sulit”, dan membagikan sebuah foto kuburan istri dan anak-anaknya.
Lebih dari 108.000 pengguna Weibo mengomentari tulisannyanya, banyak yang mengatakan mereka juga menangis atau berharap kedamaian dan kesehatan yang baik atasnya.
Kasus ini telah menjadi berita utama nasional di Cina sejak pertama kali muncul, sebagian karena klaim bahwa petugas pemadam kebakaran lambat menanggapi kebakaran itu.
Pemadam kebakaran membantahnya, menyalahkan tekanan air yang rendah dan fitur keselamatan kebakaran yang buruk dari gedung itu.
Kondisi tragis dari kejahatan itu telah membuat “Kasus Pengasuh Pembakar Hangzhou” menjadi sebuah referensi populer bagi para pendukung hukuman mati di China.
Ketika negara tetangga Mongolia menghapuskan hukuman mati pada Juli 2017, kasus itu berulang kali dikutip oleh orang-orang yang merasa Cina harus mempertahankan hukuman mati.
Cina diyakini mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahun dibandingkan di negara lain, tetapi sangat rahasia tentang jumlahnya. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International memperkirakan jumlahnya ribuan – lebih banyak dari jika angka dari seluruh negara dunia dikumpulkam.
(Bb)