• Opini: Hari Anti Korupsi, Hari Perlawanan Terhadap Kedangkalan Moral Bangsa
    Oleh | Minggu, 9 Desember 2018 | 07:59 WITA

    Hari Anti Korupsi, Hari Perlawanan Terhadap Kedangkalan Moral Bangsa

    oleh: Calon Anggota Legislatif DPRD Kota Makassar dari Partai Perindo, Muhammad Askar

    Hari ini, 9 Desember 2018 kita rakyat Indonesia kembali memeringati Hari Anti Korupsi Internasional. Istilah korupsi sudah marak disebut-sebut dalam 20 tahun terakhir di negeri ini. Negara kita Indonesia menggalakkan pencegahan korupsi sejak era kepemimpinan Presiden Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga berlanjut terus sampai hari ini.

    Korupsi seperti darah yang mengalir di tubuh setiap pejabat atau pengambil kebijakan di negeri ini. Semua tidak pernah lepas dari isu korupsi. Mulai di era Presiden Suharto yang di duga terjadi korupsi triliunan rupiah melalui yayasan-yayasan yang dibentuk seperti Supersemar dan lainnya. Adapun di era Megawati dengan penjualan aset negara seperti Indosat dan lainnya. Tak luput di era 10 tahun SBY dengan kasus bank Century, BLBI dan berbagai isu korupsi yang melilit anak-anak bangsa yang bisa dikatakan sudah mencapai suksesnya.

    Banyaknya kepala daerah yang tertangkap tangan dengan peristiwa OTT, anggota DPRD atau DPR RI yang juga kena OTT bahkan hampir setiap hari berita di media diwarnai oleh peristiwa penangkapan oleh KPK akibat korupsi.

    Hal ini semakin menggambarkan bahwa korupsi adalah penyakit kronis yang harus segera disembuhkan dan dihilangkan dari praktek penyelenggaraan pendidikan pemerintahan kita. Sebenarnya, sistem dan tata kelola pemerintahan yang digalakkan sudah sangat bagus secara konseptual, good government, good governance, anggaran berbasis kinerja,  pola pertanggungan jawab yang akuntabel dan transparan sudah tamat disajikan oleh para akademisi dan badan-badan pengawasan negara.

    Tapi mengapa korupsi tidak pernah berhenti? Kalau saya bisa berpendapat penyebab semua ini adalah sistem, perilaku korup dan hukuman atau sanksi kepada para pelaku koruptor masih sangat lemah belum lagi adanya mafia hukum yang secara sistematis dan menjadi rahasia umum telah bermain-main dalam ranah pelaksanaan dan penegakan hukum di Indonesia. Yang saya salut adalah peran dan kiprah KPK yang terus menerus berjuang untuk menangkap para koruptor yang merugikan negara dan bangsa.

    Tetapi walaupun demikian, sumber daya manusia lembaga KPK masih sangat terbatas dalam menuntaskan segala bentuk korupsi yang ada. Masih ada pula kecurigaan masyarakat, KPK tebang pilih, penangkapan by order dan lain-lain. Walaupun demikian peran KPK sudah berhasil mengembalikan uang dan aset negara sampai triliunan rupiah.

    Ibarat pencari uang negara KPK sudah menjalankan fungsinya dengan baik sisa ditingkatkan profesionalitasnya. Saya berharap seiring dengan kemajuan ekonomi bangsa ini, budaya dan penataan sistem dalam mengurangi tindak pidana korupsi semakin baik. Sehingga pada akhirnya kebocoran anggaran negara sudah bisa ditutupi. Apabila itu terwujud, maka tentu pelayanan dan pembangunan negara dan bangsa ini semakin baik.

    Selamat Hari Anti Korupsi Internasional, latih diri sendiri untuk tidak korupsi agar berdampak kepada masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Melawan korupsi sama dengan berjuang untuk kebaikan bangsa.

    Editor: Ahmad