• Bappeda Makassar: Makassar Menjadi Percontohan Masalah Sanitasi di Dunia
    Oleh | Selasa, 19 Maret 2019 | 15:10 WITA

    MAKASSAR, LINKSULSEL.COM- Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Imbang Muryanto mengatakan, Kota Makassar menjadi percontohan masalah sanitasi di seluruh dunia, khususnya kawasan kumuh yang rawan air (Water Sensitive).

    Melalui program Revitalising Informal Settlements and Thei Environments (Rise) yang berfokus menangani sanitasi, domestik atau limbah rumah tangga.

    Imbang menilai, program tersebut punya keunggulan dibandingkan dengan yang lain. Ia menyebut Rise menyasar objek yang fital.

    “Program Rise berbeda dengan program-program sebelumnya yang ada di Makassar. Di samping melakukan pembangunan struktur juga melaksanakan penelitian,” katanya saat ditemui di Hotel Karebosi Condotel, Selasa, 19 Maret 2019.

    Penelitian Rise, kata Imbang, sudah berlangsung setahun lalu yang berfokus pada dampak buruk lingkungan, terutama bagi kesehatan.

    “Kalau ini berhasil akan berpindah ke kota lain bahkan ke negara lain terutama kawasan kumuh dan sensitif,” ujarnya.

    Terkait waktu penelitian yang dilakukan Rise, Imbang mengatakan batas waktunya sekitar tahun 2022-2023. Imbang mencontohkan terkait penilitian Rise yang sudah berlangsung selama ini.

    “Binatang yang selama ini sering membawa penyakit, seperti nyamuk, lalat bahkan katak itu di tangkap lalu dilakukan penelitian sampai ke feses, tainya orang di cek, mungkin ada yang cacingan, karena sanitasi terkait penyakit, seperti cacing, kemudian darah juga di ambil,” terangnya.

    Untuk tahun ini, daerah yang menjadi sasaran penelitian antara lain, Batua, Borong Raya, Alla-Alla, Bambu-Bambu, Barawaja, Kampung Baru, Bonolengga, Kampung Ce’de, Lempangan, Gampang Cayya, Barombong, Tunas Java, Untia, Bulurokeng, Manggala, Antang, Sudiang, Pampang, Tallo, dan Bakung.

    Kendati demikian, pun ada masyarakat yang menolak ihwal penelitian Rise di beberapa tempat di Makassar.

    “Mungkin tidak ada lokasi untuk penelitian,” pungkas Imbang.

    Dijelaskannya, tujuan yang ingin dicapai dalam sistem Lokakarya Pelatihan Pengoperasian dan Pemeliharaan (O and M) RISE yakni diantaranya, yang pertama, memberikan gambaran umum tentang berbagai komponen sistem RISE. Yang kedua, menyajikan kegiatan O and M yang diperlukan untuk memastikan sistem akan terus berfungsi dengan baik. Dan yang ketiga, untuk memperjelas peran dan tanggung jawab bagi para pemangku kepentingan utama dalam mencapai hasil positif O and M.

    “Keberhasilan intervensi RISE akan diukur oleh kesehatan dan kesejahteraan penduduk, terutama anak-anak di bawah usia lima tahun dan keanekaragaman ekologi lingkungan sekitarnya,” pungkasnya.

    Editor: Henny