• Akhir Pekan, Walhi Gelar Dialog Lingkungan Bareng Komunitas Pecinta Alam
    Oleh | Minggu, 17 Maret 2019 | 19:50 WITA

    MAKASSAR,LINKSULSEL.COM – Walhi Sulsel menggelar Dialog Lingkungan dengan Tema : Cinta Semu di Lingkungan Kita sekaligus Launching Novel berjudul Rante Mario In Love karya Indra  J Mae di Warkop Enreco, Makassar (17/3).

    Walhi bekerjasama dengan Redmoon  sebuah PH Makassar yang didirikan oleh Lulu Koslet.

    Sejumlah pecinta alam dan aktivis lingkungan  antusias dalam diskusi yang menghadirkan dua narsum yakni Asmar, ST, MSi (aktivis lingkungan Walhi Sulsel) dan Indra J Mae sang penulis novel.

    Dalam diskusi yang berjalan santai tersebut, berbagai isu-isu lingkungan diangkat oleh narasumber dan peserta.

    Seperti Galang dari Jelajah Nusantara yang mengangkat kerusakan alam di Kalambungan, Kanreapi jalur menuju Pos 7 Bawakaraeng.  “Disini kerusakan cukup memprihatinkan karena terjadi penebangan pohon. Ada dua kelompok pecinta alam disana tapi tidak sanggup membendung itu,” terang Galang.

    Hal yang sama dikemukakan salah seorang senior dari Mapala Stiem dan Gempa Makassar. Intinya, Sulawesi Selatan sedang digempur oleh kapitalis yang memanfaatkan alam dan lingkungan yang dampaknya pada kerusakan lingkungan.

    Hal tersebut ditanggapi Asmar dengan mengungkapkan sejumlah data terkait kondisi lingkungan di Sulsel. Katanya, kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh alih fungsi hutan.

    “Ada beberapa kawasan esensial yang harus dijaga. Antara lain, gambut, karts, mangrove dan rawa-rawa. Namun, ada yang sudah  dialihfungsikan. Ini yang mengurangi luas hutan kita,”  terang Asmar.

    Lanjutnya, sebagai penggiat alam kita harus menjaga lingkungan dan alam yang ada. “Kita harus melestarikan dengan menjaga alam dan menjaga adat budaya di daerah yang kita datangi,” ujar Asmar yang juga mantan Direktur Walhi Sulsel tersebut.

    Bencana ekologis salah satu penyebabnya adalah, terjadi ketidakseimbangan antara alam dan makhluk yang ada di dalamnya. Hingga butuh gerakan massif pecinta lingkungan dalam mengawal masalah-masalah lingkungan yang ada.

    Sementara Indra J Mae sebagai penulis buku Rantemario In Love mengatakan, jika buku yang ditulisnya bukanlah fiksi. “Namun adalah truestory yang bercerita tentang kisah pendaki tahun 90an. Tapi tetap relevan dibaca oleh pendaki zaman sekarang.  Karena berisi tentang kecintaan kita terhadap alam dan lingkungan,” tutur anggota Mapala Trisula Unhas tersebut.

    Dulu pendaki sangat merasakan indahnya perjalanan mendaki, karena pemandangan alam yang tersaji sangat indah dan menarik.

    “Tahun 2018 lalu saya lintas Lompobattang- Bawakaraeng, dan sangat kagetnya saya melihat Pos 9 Lompobattang. Tumpukan sampah di pos 9 sangat memperihatinkan. Kondisi Gunung Bawakaraeng juga sedikit saya bahas dalam Novel Rante Mario In Love,” ujar Indra dihadapan peserta diskusi.

    Dalam diskusi yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut sejumlah isu lingkungan muncul ke permukaan. Dan peserta diskusi sepakat untuk meminimalisir kerusakan lingkungan-, minimal memulai dari lingkungan sendiri.

    Penulis : Jesi Heny